Skip to content

Cart

Your cart is empty

Article: Mengenal Peci Dalam Islam

Mengenal Peci Dalam Islam
Must Read

Mengenal Peci Dalam Islam

Peci atau yang juga dikenal sebagai kopiah, songkok, atau kopiah adalah jenis tutup kepala yang telah lama menjadi bagian dari tradisi busana dalam Islam. Peci memiliki sejarah yang kaya dan bervariasi di berbagai wilayah yang memiliki pengaruh Islam. Berikut adalah gambaran singkat mengenai sejarah peci dalam Islam:

 

1. Asal Usul

 Peci diyakini memiliki asal usul sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa Rasulullah dan para sahabatnya memakai penutup kepala yang serupa dengan peci untuk melindungi kepala mereka dari sinar matahari dan panas di daerah Arab.

Menurut sejarawan dari Brunei Darussalam Rozan Yunos menyebut kedatangan peci, keffieh atau penutup kepala ke tanah Melayu dan Asia Tenggara dibawa oleh para pedagang Arab. Mereka memperkenalkan peci sembari menyebarkan agama Islam pada abad ke-13. Akibat Nabi Muhammad menganjurkan memakai penutup kepala saat salat, maka peci yang dibawa oleh orang Arab laku dipakai masyarakat. Dan karena bersentuhan dengan unsur keagamaan, maka peci, kopiah, atau sejenisnya erat kaitannya dengan Islam. Padahal, di belahan bumi lain penutup kepala serupa peci juga dipakai kaum Kristen Ortodoks dan Yahudi. Menurut Denys Lombard dalam Nusa Jawa: Silang Budaya (1996) keberadaan peci juga turut menggantikan penutup kepala lain, sebut salah satunya blangkon. Masyarakat dari berbagai lapisan ikut juga menggunakannya.

2. Popularitas di Indonesia

Peci semakin meraih popularitas yang besar di Indonesia ketika digunakan oleh banyak tokoh nasionalis, salah satunya oleh Soekarno yang dikenal sebagai Presiden pertama Republik Indonesia. Selama masa perjuangan untuk meraih kemerdekaan, Soekarno sering terlihat mengenakan peci dalam setiap kesempatan. Peci menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya berpakaian khasnya, yang melibatkan jas krem atau putih, serta pemakaian peci ketika memberikan pidato berapi-api di atas mimbar. Penggunaan peci oleh Soekarno dianggap sebagai kombinasi pakaian terbaik yang memberikan tambahan kewibawaan.

Penggunaan peci oleh para pendiri bangsa, terutama oleh Soekarno, memberikan dampak besar, dan praktis menjadi tren diikuti oleh banyak orang. Peci kemudian menjadi sesuatu yang dianggap wajib dipakai dalam berbagai acara dan latar budaya, dan warisan ini terus berlanjut hingga saat ini.

 

3. Simbol Islam

Peci, sebagai tutup kepala khas dalam tradisi berpakaian Islam, menyimpan makna mendalam sebagai simbol keislaman. Pemakaian peci telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas keagamaan dan budaya umat Muslim di berbagai belahan dunia. Dalam konteks ini, peci bukan hanya menjadi pakaian formal, tetapi juga mencerminkan ketaatan dan ketundukan kepada ajaran Islam. Pemakaian peci oleh banyak tokoh agama, ulama, dan umat Muslim umumnya dianggap sebagai bentuk ekspresi kecintaan dan penghormatan terhadap nilai-nilai keislaman. 


Selain itu, pemakaian peci juga dapat menciptakan suasana kesakralan dalam berbagai acara keagamaan, memberikan penghargaan pada nilai-nilai spiritual dan adab yang diyakini oleh umat Islam. Sebagai simbol Islam yang melekat erat dalam busana, peci menjadi bagian dari warisan kultural dan spiritual yang terus dijaga dan dijunjung tinggi oleh umat Muslim.  

Peci juga menjadi simbol keislaman. Banyak pemimpin agama, ulama, dan cendekiawan Muslim sering terlihat mengenakan peci, menunjukkan identitas keagamaan mereka. Selain itu, peci juga dianggap sebagai simbol ketaatan dan ketundukan kepada Allah.

 

4. Evolusi Desain

Seiring berjalannya waktu, desain peci mengalami evolusi. Peci yang awalnya sederhana kini hadir dalam berbagai model dan bahan, sesuai dengan perkembangan mode dan kebutuhan fungsional.


Peci dalam konteks Islam bukan hanya menjadi bagian dari pakaian namun memancarkan nilai-nilai keagamaan, identitas, dan tradisi Islam yang beragam di seluruh dunia.